Wild Luwak Coffee

Kopi yang dihasilkan dari proses alamiah hewan sejenis musang yang disebut dengan luwak dengan nama Ilmiah (Paradoxurus hermaphrodites). Kopi Luwak merupakan kopi terbaik dan termahal di dunia, luwak sangat menggemari buah man is, seperti pisang, pepaya, nangka, rambutan dan termasuk buah cherry kopi. Kopi luwak dihasilkan dari kopi yang dikonsumsi oleh luwak kemudian dikeluarkan melalui fesesnya. Luwak juga amat menggemari lokasi yang terdapat pepohonan karena mereka bersifat arboreal (hidup di pepohonan),hal yang membuat luwak ini begitu mahal dikarenakan prosesnya yang terbilang cukup unik. PDM Coffee memproduksi kopi luwak yang dihasilkan oleh luwak liar (Wild Luwak) artinya bukan dari luwak tangkaran, perbedaannya terletak pada perlakuannya, Luwak tangkaran akan lebih rentan stres sehingga terkadang menjadi faktor ketidak selektifan luwak dalam memilih kopi yang disajikan dikarenakan insting luwak tidak bekerja secara maksimal, variasi makanan yang di konsumsi oleh luwak sendiri tidak beragam sesuai dengan seleranya dialam bebas yang bisa ia temui, hal ini tentu berpengaruh pada kualitas kopi yang dihasilkan, karena saat dicerna biji kopi itu akan mengalami reaksi kimiawi dari enzim pencernaan luwak bersamaan dengan makanan lain yang dikonsumsi oleh luwak, hal ini juga tentunya berpengaruh pada proses alamiah yang menjadikan kopi ini begitu unik, berbeda halnya dengan luwak liar yang memang hidup sesuai dengan habitat dan keinginannya, sehingga kopi dengan kualitas terbaik bisa dihasilkan dengan proses alamiah yang sempurna, PDM Coffee memastikan tidak adanya praktek penangkaran hewan luwak di wilayah Kecamatan Saipar Dolak Hole dimana lokasi PDM Coffee berada, karena hal ini dianggap suatu kekejaman terhadap makhluk hidup demi untuk mendapatkan kenikmatan sepihak dari manusia, kopi luwak yang diproduksi juga terjamin kehalalannya (Halal MUI: 091200114904419) dengan kode produk 001149-07. kopi luwak bersifat mutanajjis (terkena najis) sehingga perlu dicuci dengan air yang suci lagi menyucikan pada air yang mengalir, kemudian barulah dikeringkan kembali hingga kadar air mencapai 12%.